• Bedah Buku Bangga Menjadi Pustakawan

    Berikut ini kami tampilkan dokumentasi kegiatan Bedah Buku "Bangga Menjadi Pustakawan" yang kami adakan ahir tahun lalu. Menghadirkan pembicara utama, Bapak Blasius Sudarsono (Mantan Kepala PDII-LIPI, Pemerhati Perpustakaan) dan Bapak Wiji Suwarno, M.Hum (Kepala Perpustakaan IAIN Salatiga, Penulis)

  • Pelantikan PD ATPUSI Bantul

    Hari Kamis, tanggal 17 Maret 2016 kemarin, ATPUSI DIY melakukan agenda Pelantikan Pengurus Daerah ATPUSI Kab. Bantul DIY. Bertempat di Balai Parasamya Kantor Bupati Bantul, DIY. Acara pelantikan ini dilakukan mulai jam 8.30 sd 12.00 WIB. Acara ini diikuti oleh sekitar 30 pengurus ATPUSI Kab. Bantul. Serta hampir 100 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah, Kepala UPTD, dan tentu saja para pustakawan sekolah se-Kabupaten Bantul.

  • Launching #KulonprogoOneSearch

    Sukses Besar. Pelantikan PD ATPUSI Kulonprogo sekaligus launching program #KulonprogoOneSearch oleh Wakil Bupati Kulonprogo, Drs. H. Sutedjo.

  • IASL 2013 di Bali

    ATPUSI sukses menyelenggarakan Konferensi Pustakawan Sekolah Internasional di Bali 26-30 Agustus 2013. 42nd Annual Conference of the International Association of School Librarianship (IASL)Incorporating the 17th International Forum on Research in School Librarianship

  • Sinergi ATPUSI DIY dan IPI DIY

    ATPUSI DIY untuk periode kepengurusan kali ini memang gencar melakukan konsolidasi. Baik secara internal maupun eksternal. Dan salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) DIY yang juga merupakan induk setiap organsisasi kepustakawanan di DIY.

Tuesday 14 December 2010

REVITALISASI PERAN PUSTAKAWAN DALAM KERJA PERPUSTAKAAN DAN PENGEMBANGAN KEPUSTAKAWANAN

Revitalisasi peran pustakawan dalam kerja perpustakaan dan pengembangan kepustakawanan ini membahas peran pustakawan yang hingga kini belum dianggap vital (penting) meskipun pada kenyataannya ada di sudut-sudut tiap instansi atau lembaga. Peran pustakawan di perpustakaan sering dikerdilkan baik oleh induk lembaga, pemerintah bahkan oleh pustakawan sendiri.
Terkadang pustakawan sendiri yang mengecilkan perannya karena minimnya pengetahuannya. Kondisi ini jamak terjadi karena memang sebagian besar pustakawan Indonesia otodidak atau jadi pustakawan karena accident (kecelakaan), tidak ada pilihan lain dalam bekerja.
Perpustakaan memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam membangun peradaban manusia, sehingga harapan bahwa revitalisasi peran pustakawan harus sudah dimulai dengan studi terhadap standar kompetensi pustakawan itu sendiri. Studi ini kemudian dilanjutkan dengan perwujudan sertifikasi profesi pustakawan Indonesia. Dengan demikian, pustakawan benar-benar mapan sebagai profesi yang memiliki jenjang karir, kode etik, dan pastinya penghargaan yang berhak diterima.

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Desember 2010
Tempat : SMA Muhammadiyah 2 Yoyakarta
Jl. Kapas No. 7, Yogyakarta
Kontribusi : Rp 50.000,-
Fasilitas : Seminar Kit, Sertifikat, Snack, Makan Siang, Doorprize

TEMPAT PENDAFTARAN
1. Sekretariat ATPUSI DIY
Jl. HOS Cokroaminoto No. 11, Wirobrajan, Yogyakarta
e-mail : atpusidiy@gmail.com
CP/HP : 081578955394
2. Pak Budiyono
HP : 081393705162
3. Rekening Panitia
a.n.
ATPUSI Provinsi D.I.Yogyakarta
Bank Mandiri
137-00-0750750-8

SUSUNAN ACARA
07.30-08.00 : Registrasi & Pembukaan
08.00-08.15 : Sambutan Ketua Panitia
08.15-08.30 : Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY
08.30-08.45 : Sambutan Kepala BPAD DIY sekaligus membuka acara simposium
08.45-09.15 : Pelantikan pengurus IPI DIY
09.15-09.30 : Ramah-tamah/Break
09.30-12.30 : Pelaksanaan Simposium Nasional
Narasumber (Keynote Lecture) :
1. Drs. Supriyanto, M.Si. (Deputi SDM Perpustakaan Nasional RI)
2. Kepala BKD DIY
3. Muhammad Ihsanuddin, M.Hum. (Ketua Umum Pengurus Pusat ATPUSI)
4. Moderator : Drs. Purwono, M.Si. (Pustakawan Utama UGM)
12.30-13.00 : Pembagian Doorprize dan penutupan simposium
13.00-15.00 : Rapat Kerja Nasional ATPUSI


Salam Pustakawaners,

Admin.

Wednesday 24 November 2010

Spirit of Librarians


Thursday 18 November 2010

Materi Seminar Literasi Informasi ATPUSI DIY, Sabtu 13 November 2010

PEMBERITAHUAN
Bagi kawan-kawan ATPUSI DIY yang ingin mendapatkan materi seminar literasi informasi ATPUSI DIY.

Silahkan klik dan download disini.

terima kasih.

Salam,

Admin.

Monday 8 November 2010

Di Luar Radius 20 Km Masih Aman (Senin, 8 November 2010)

Untuk mengetahui perkembangan Merapi lihat dan saksikan dengan jelas dengan mengklik tautan dibawah ini :

Klik informasi lengkapnya disini.

Saling men-do'a-kan ya...^_^, kasih bantuan juga nggak dilarang...

salam,

Admin.

ATPUSI DIY PEDULI BENCANA MERAPI

ATPUSI DIY PEDULI KORBAN MERAPI
Sebagai bentuk kepedulian sesama, Asosiasi Tenaga Perpustakaan sekolah Indonesia Provinsi DIY Bermaksud mengadakan partisipasi terhadap para korban bencana Merapi khususnya wilayah Sleman yang terkena dampak secara langsung Meletusnya Gunung Merapi, bentuk kepedulian kami adalah membantu para korban dengan memberikan bantuan berupa makanan, pakaian, buku bacaan, dan peralatan mandi.
Kami mengetuk hari teman-teman pustakawan/Tenaga Perpustakaan khususnya di sekolah untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan menyalurkan bantuannya lewat ATPUSI DIY dengan menyerahkannya di sekretariat ATPUSI DIY di Perpustakaan SMAN 1 Teladan Yogyakarta Jalan HOS Cokroaminoto 10 Yogyakarta CP.081578955394 (Arsidi)
Bagi yang akan berpartisipasi berupa uang/dana bisa di transfer ke Rekening di Bank Mandiri No.rek. 137-00-0750750-8 a.n ATPUSI Provinsi DIY
Kami berharap apa yang kita lakukan sedikit banyak membantu mereka, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih. Jayalah Pustakawan Sekolah Indonesia Jayalah Bangsaku !

Wednesday 3 November 2010

Materi Pelatihan Literasi Informasi ATPUSI DIY, Sabtu 30 Oktober 2010

Silahkan mengklik dan mendownload disini.
selamat berimprovisasi.

salam,

Admin.

Friday 29 October 2010

Acara Pelatihan bagi Pengurus ATPUSI DIY

Pelatihan Tentang Literasi Informasi bagi Pengurus Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Provinsi DIY yang akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2010
Pukul : 07.30-12.30 wib
Tempat : Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tema : Strategi dan optimalisasi penelusuran informasi dengan menggunakan search engine.

Salam Admin.

Wednesday 27 October 2010

ATPUSI DIY GELAR PELATIHAN DAN SEMINAR LITERASI INFORMASI

Perkembangan media dan teknologi informasi yang penuh dengan inovasi membuat informasi menjadi semakin mudah dibuat dan disebarkan. Sejak bangun hingga tidur kembali, masyarakat dibombardir dengan berbagai sajian informasi dalam berbagai format baik disengaja atau tidak.

Dalam bukunya Megatrends, John Naisbit (1982) mengatakan bahwa “lebih dari 6000 artikel ilmiah ditulis setiap hari, dan informasi berlipat ganda setiap 5,5 tahun”. Sejalan dengan itu, perkembangan teknologi informasi membuat orang menjadi semakin cepat dalam mengakses informasi dalam berbagai format. Masalah muncul ketika kualitas dari informasi tersebut dipertanyakan.

Samuel Eberson dalam jurnal Computer-Mediated Comunication (September 2000) mengatakan bahwa dari 500 website yang digunakan sebuah sekolah untuk riset, hanya 27% yang informasinya akurat untuk riset akademis. Hal ini memperlihatkan bahwa banyak dan cepatnya informasi belum tentu didukung oleh kualitas informasi tersebut. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah tentu tidak dapat diam menghadapi permasalahan ini. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah paradigma siswa tentang belajar.
Sebagai pusat sumber informasi di sekolah, perpustakaan pun harus ikut terlibat dalam perubahan yang sedang terjadi ini. Perpustakaan mempunyai peran sebagai gawang informasi di sekolah yang melakukan penyeleksian dan pengevaluasian informasi. Untuk itu perpustakaan pun meski memiliki program berkaitan dengan keahlian dalam memecahkan masalah informasi bagi siswa. Dengan bekerjasama dengan guru, pustakawan dapat memaksimalkan perannya serta membantu pengajaran di era informasi ini.
ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) Provinsi DIY sebagai lembaga pengembangan kepustakawan sekolah khususnya Tenaga Perpustakaan sekolah yang berfokus pada pengembangan kompetensi pustakawan, penyebarluasan informasi, dan partisipasi berbagai pihak dalam peningkatan kualitas tenaga perpustakaan sekolah di Indonesia, bermaksud mengadakan Pelatihan dan seminar dengan tema “ Bangkitnya Pustakawan/Tenaga Perpustakaan sekolah menuju eLibrary dan eLiteracy “ untuk mengupas tuntas mengenai strategi, optimalisasi dan Urgensi Literasi Informasi dan Pengembangan Layanan Digital Library sebagai bentuk pembelajaran bagi siswa di era informasi ini. Dengan pelatihan dan seminar ini diharapkan menambah kompetensi pustakawan/tenaga perpustakaan sekolah di Yogyakarta.
Adapun Kegiatan ini dikemas dalam 2 kegiatan Pertama akan diselenggarakan Pelatihan Literasi Informasi bagi Pengurus ATPUSI yang akan digelar sabtu, 30 Oktober 2010 di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dan kedua adalah Seminar yang akan diadakan pada Sabtu, 13 november 2010 di Kantor Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Yogyakarta. Narasumber yang akan berbicara antara lain Umi Proboyekti, S.Kom, M.Lis (Kepala Perpustakaan UDKW Yogyakarta), Sri Rohyanti, S.Ag, SIP, M.Si (Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Seminar ini bisa diikuti oleh seluruh anggota ATPUSI dan pustakawan/tenaga perpustakaan sekolah. Info lengkap pendaftaran dapat menghubungi Muttaqin HP.085643439303 / Arsidi Telp.02746614412 atau email atpusidiy@gmail.com Pendaftaran paling lambat tanggal 11 November 2010. salam pustakawan!!!

Thursday 21 October 2010

Rapat Agenda Bulan Oktober 2010

Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010
Tempat         : SMA 1 Yogyakarta
Acara           : Rapat Agenda Bulan Oktober 2010


Salam,

Admin.

Monday 18 October 2010

Pengelola Perpustakaan Perlu Manfaatkan Facebook

MALANG, KOMPAS.com — Perpustakaan di Indonesia masih minim memanfaatkan internet. Hal ini patut disayangkan, mengingat sebagian masyarakat Indonesia sudah sangat familier dengan penggunaan internet, terutama untuk jejaring sosial seperti Facebook ataupun Twitter.
Hal tersebut disampaikan oleh pustakawan profesional asal Amerika, Rebecca McDuff, dalam sebuah kuliah tamu yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (9/12/2009). Di hadapan 52 pengelola perpustakaan dari tingkat sekolah hingga perguruan tinggi, Rebecca mengingatkan bahwa komunikasi antara pustakawan dan pengguna perpustakaan seharusnya lebih intens karena tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu.
Untuk itu, lanjutnya, pustakawan bisa memanfaatkan jejaring sosial atau webblog untuk melayani pencari buku atau sekadar berdiskusi. “Mereka bisa memanfaatkan Facebook atau Twitter sebagai media paling populer dan mudah digunakan selain SMS dan media chat lainnya,” ujar Rebecca.
Selain itu, staf Regional Information Resources Office Kedubes AS untuk Jakarta ini juga menyayangkan kondisi perpustakaan sekolah yang masih sering sepi. Salah satu penyebabnya, menurut Rebecca, adalah masih rendahnya budaya baca, ditambah lagi dengan proses pencarian literatur yang masih rumit.
Mengenai persoalan tersebut, Rebecca menyarankan penggunaan sistem Library 2.0 (library two-ow), yaitu sebuah peranti lunak yang merupakan konsep interactive digital library kampus.
“Keunggulan software ini, antara lain, mempermudah proses peminjaman buku oleh user. Perpustakaan akan lebih interaktif, sehingga akan memancing partisipan lebih banyak,” terang Rebecca. (AB)

 Sumber :
http://edukasi.kompas.com/

Perpustakaan Kok Dijaga Tukang Sapu !

JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) mengatakan, banyak tenaga pustakawan di perpustakaan sekolah saat ini bukan berlatar belakang lulusan perpustakaan.
Pendapat tersebut dilontarkan oleh Muhammad Ihsanudin, Ketua ATPUSI, di Jakarta, Jumat (19/6). Hal itu terjadi, lanjut Ihsanudin, karena kurangnya kepedulian pihak sekolah terhadap perpustakaan sekolah.
"Banyak sekali tenaga perpustakaan hanya diambil dari orang tata usaha, bahkan untuk menjaga perpustakaannya dilakukan oleh tukang sapunya saja," katanya.
Menurut Ihsanudin, saat ini pihak sekolah kurang memandang keberadaan tenaga pustaka. Ia menyebut ketidakpedulian sekolah itu menyebabkan tenaga pustaka bisa dibayar sekadarnya.
"Bayangkan saja, ada tenaga pustaka yang dibayar per bulan hanya sekitar Rp 100.000 sampai Rp 250.000," katanya.
Kurangnya kepedulian tersebut menggerakkan ATPUSI untuk menggandeng berbagai pihak agar sekolah lebih peduli terhadap tenaga pustaka.
"Kami berkolaborasi dengan asosiasi guru, asosiasi perpustakaan dan berbagai pihak terkait agar ada kesadaran khususnya dari pihak sekolah untuk memperhatikan tenaga pustakanya," katanya.
Sampai saat ini, menurut Ihsanudin, ada sekitar 2.250 perpustakaan sekolah di seluruh Indonesia. Namun, dari jumlah itu hanya ada 1.600 yang dianggap sebagai perpustakaan yang baik.

Sumber : 
http://edukasi.kompas.com/

Kompetensi Pustakawan Tak Punya Acuan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kompetensi pustakawan yang didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan, motivasi, konsintensi dan tanggungjawab pustakawan untuk menguasai bidang pekerjaannya, perlu dirumuskan ulang. Kompetensi tersebut perlu dirumuskan ulang agar selaras dengan kebutuhan pemakai jasa mereka di dunia kerja.
Masalah kompetensi pustakawan di Indonesia sampai saat ini memang belum ada pedoman untuk dijadikan acuan.
-- Harkrisyati Kamil
Demikian kesimpulan yang dikemukakan Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan Indonesia (ISIPII) Harkrisyati Kamil pada talkshow bertajuk Kompetensi Pustakawan Indonesia di Gedung Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII - LIPI) Jakarta, Rabu (29/9/2010) lalu. Menurut dia, formulasi dan kesepakatan tentang kompetensi pustakawan sudah menjadi agenda yang banyak dibicarakan setelah dikeluarkannya Undang-Undang Perpustakaan UU Nomor 43 tahun 2007.
"Masalah kompetensi pustakawan di Indonesia sampai saat ini memang belum ada pedoman untuk dijadikan acuan sehingga penting membuat tolok ukur dan sistem untuk melakukan uji kompetensi tersebut," ujar Harkrisyati.
"ISIPII merasa terpanggil untuk masalah ini," kata Presiden ISIPII, Harkrisyati Kamil, saat berbicara dalam talkshow tersebut. Harkrisyati Kamil yang pernah mengepalai Perpustakaan British Council Jakarta, mengakui Pada talkshow yang digagas Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan Indonesia (ISIPII)dan dimoderatori oleh Utami Haryadi, M.Lib, Mpsi, juga terungkap
"Bagaimana sistem dan aturan mainnya, kemudian siapa yang berhak melakukan uji kompetensi, serta materi ujiannya belum terdefinisi secara gamblang," lanjut Harkrisyati.
Menurutnya, kompetensi yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, kemampuan atau karakteristik yang berhubungan dengan kinerja banyak diperbincangkan karena kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber daya yang ada. Kompetensi yang terbagi atas kompetensi professional dan kompetensi individu yang telah diperoleh melalui jalur pendidikan haruslah terus dikembangkan sesuai dengan level yang dijejaki dalam dunia kerja.
Setiap level pekerjaan pustakawan dari tingkatan clerical, data entry, reference assistant, teknisi, analis, terus ke atas hingga level manajemen, haruslah terus mengembangkan kompetensi sesuai bidang kerjanya. Bila sudah sampai level manajemen, maka seseorang harus mengembangkan kompetensi "plus-plus", yakni kompetensi tentang pemahaman yang baik tentang visi-misi perusahannya, bisnis intinya, nilai-nilai yang dianut lembaga tempatnya bekerja, bahkan pustakawan juga harus tahu office politics.
Sementara itu, menurut Eka Meifrina Suminarsih, peraih predikat Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional 2010, kompetensi dasar yang diperolehnya dari kampus sangatlah bermanfaat, tinggal dikembangkan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh lembaga tempatnya bekerja. Eka mencontohkan tugas di tempatnya bekerja di BPPT.
"Kami punya kebiasaan baik, yakni tiap pagi membaca web BPPT kemudian kami memantau pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari user, kami juga menjawab pertanyaan tentang BPPT. Nah, agar bisa menjawab pertanyaan dari user terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka kami semua pustakawan dituntut pula mengikuti dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan terbaru yang dikembangkan BPPT," kata Eka, yang sudah 12 tahun mengabdi di BPPT.
Sementara itu, Wakil Ketua ISIPII, Agus Rusmana, menyatakan bahwa kompetensi pustakawan tercipta dari sintesa berbagai faktor dan terus berkembang. "Kenyataan di lapangan yang banyak diperlukan justru bukan ketrampilan teknis, seperti mengatalogisasi atau klasifikasi, namun lebih pada soft skill," ujarnya.

Sumber :
http://edukasi.kompas.com/

Sekolah Butuh Banyak Pustakawan

MEDAN- Dinas Pendidikan Kota Medan berencana membangun dan menambah jumlah perpustakaan di sekolah-sekolah. Hal itu terkait upaya mewujudkan kurikulum pendidikan berbasis sains. Peningkatkan minat baca siswa juga jadi prioritas. Tapi sayang, keberadaan Pustakawan di sekolah masih minim.
Kepala Disdik Kota Medan Hasan Basri mengatakan, perpustakaan sekolah di seluruh SMP Negeri yang berjumlah 45 unit telah rampung. Hanya saja masih menunggu pengelolaan dari pihak sekolah.
Sedangkan di tingkatan SD Negeri yang berjumlah 405 unit di Kota Medan, telah dibangun sekitar 182 perpustakaan.
“Dan dalam waktu dekat ini Disdik Kota Medan akan kembali meresmikan sekitar 60 perpustakaan sekolah,” terangnya kepada wartawan, Minggu (3/10).
Ditambahkan Hasan, pihaknya juga akan membangun perpustakaan sekolah melalui dana alokasi khusus pengembangan sarana sekolah. “Kami akan terus menambah jumlah perpustakaan sekolah sampai setiap sekolah memilikinya,” ujarnya.
Di lain pihak, Ketua Komisi E DPRD Sumut Brilian Moktar mengkritik koleksi buku di perpustakaan SD yang masih didominasi buku teks pelajaran. “Sekolah kesulitan untuk mengembangkan koleksi perpustakaan. Sebab dana untuk buku masih diprioritaskan untuk buku teks pelajaran siswa,” katanya.
Brilian juga mengatakan, keberadaan perpustakaan sekolah memang masih belum dioptimalkan. “Kendalanya memang terletak pada minimnya koleksi perpustakaan tersebut. Sebenarnya kesulitan memenuhi koleksi buku perpustakaan bisa disiasati. Sekolah-sekolah bisa bekerjasama untuk saling tukar koleksi buku,” sarannya.
Brilian juga mengkritik pustakawan sekolah yang masih dipegang guru yang minim pelatihan. “Pelatihan pustakawan diharapkan bisa memperluas wawasan siswa dan meningkatkan minat baca,” tambah Brilian. “Penggunaan buku-buku referensi, buku-buku bacaan popular lainnya, majalah, serta surat kabar sebagai bagian dari kegiatan belajar sehari-hari juga dibutuhkan,” jelas Moktar.
Menurut Moktar, kompetensi pustakawan harus didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan, motivasi, konsintensi dan tanggungjawab untuk menguasai bidang pekerjaannya.
Minimnya pustakawan ini pun diakui oleh Hasan Basri. “Kadang guru Bahasa Indonesia juga diberdayakan sebagai pustakawan.
Selain itu tenaga honorer yang bidangnya sesuai akan diberdayakan,” paparnya. Dengan demikian, Hasan menyatakan pihaknya akan terus berusaha meningkatkan kompetensi para pustakawan agar mampu memberikan motivasi kepada anak didik lebih gemar membaca. Tentunya melalui berbagai pendidikan dan pelatihan. (saz)

Sumber :
http://www.hariansumutpos.com/

Wednesday 8 September 2010

Selamat Idul Fitri 1431 H


Segenap Pengurus dan Anggota ATPUSI DIY
Mengucapkan :

"Taqabalallahu minna wa minkum taqabal ya karim.
Minal Aidzin Wal Faidzin.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin"

Apabila selama memegang amanah ada banyak khilaf dan salah, mohon dimaafkan seluas-luasnya.

Salam Admin.

...^_^...

Tuesday 31 August 2010

Pustakawan berprestasi terbaik tingkat nasional 2010

Informasi artikel terkait klik disini.


Usulan tambahan dari pengurus ATPUSI DIY, walaupun sudah ada yang mengetikkan dari sumber aslinya.
Terima kasih.

salam admin
(siap-siap i'tikaf dan mudik yuk !!!)

Monday 30 August 2010

Buka Bersama "ATPUSI DIY"

Assalamu'alaikum,wr,wb.

mengundang teman-teman ATPUSI DIY, untuk mengikuti acara buka bersama :
Hari/tgl : Rabu, 1 September 2010
Pkl : 16.30 wib
Tempat : Rumah makan dan pemancingan "Sendang Ayu Kalasan", Jl. Solo Km. 15

Mohon konfirmasi dan kehadiran.
CP : 085643439303/081578955394

jazakallahu ahsanal jaza.

Wassalamu'alaikum,wr,wb.


salam admin.

Thursday 19 August 2010

Pengumuman Pemenang Lomba Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2010


Pada hari selesa, 17 Agustus 2010 pukul 17.00 di Ruang Teratai Hotel Millenium telah diumumkan pemenang pemilihan pustakawan berprestasi terbaik tingkat Nasional Tahun 2010 oleh Dewan Yuri yang diketuai oleh Bp. Blasius Sudarsono, yang telah diselenggarakan dari tanggal 13 – 19 Agustus 2010 di Hotel Millenium Jakarta. Dari proses yang telah dilalui oleh peserta mulai dari pengumpulan portofolio peserta, Tes Kognitif, Presentasi dan akhirnya pada tahab Wawancara yang dipilih 10 orang yang sekaligus merupakan finalis.

Dari proses yang dilalui tersebut waki dari Provinsi DIY Bapak Arsidi, A.Md lolos sebagai finalis lomba tersebut dengan finalis yang lainnya diantaranya :

1. Arsidi, A.Md ( SMAN 1 Yogyakarta, Yogyakarta)
2. Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA ( UIN Syarif Hidayatullah, Banten)
3. Eka .SS, MM (BPPT DKI Jakarta)
4. Qamarudin, S.Ag, SS, M.Hum ( STAIN Kediri, Jawa Timur )
5. Murad Maulana, S.Sos (BPAD Jawa Barat )
6. Murniati, S.Sos, M.Hum (USU, Sumatra Utara)
7. Zulfitri, MA (IAIN Imam Bonjol, Sumatra Barat )
8. Rasdanellys, S.Ag,SS. M.Hum (UIN Syarif Kasim, Riau)
9. Budi Handari , SH, MA ( BPAD Jawa Tengah )
10. Rosa Gitaria, SIP, M.Si( BPAD Sumatera Selatan )

Adapun peserta yang tidak lolos sebagai finalis mereka adalah :
1. Abdillah, S.Sos ( SMAN 1 Banjarmasin, KalSel )
2. Nurhidayah, A.Md ( univ Lampung, LAMPUNG)
3. Abdullah Imam, S.Sos ( Univ Tanjungpura KALBAR)
4. Andi Mili Mirguna, S.Sos ( UNHAS, Sulawesi Selatan)
5. Arnold Pakdawer, S.Sos (UPT Perpus PAPUA)
6. Dahliah, S.Sos ( BPAD Sulawesi Tengah )
7. Dra. Debby K.U.I Lintong ( Univ. Manado, Sulawesi Utara)
8. Eddy Herwanto, S.Sos ( Univ.Jambi, prov.Jambi)
9. Eko Pranoto, S.Sos ( BPAD Bengkulu )
10. Fauzah Radiah, A.Md ( BPAD, Nanggro Aceh Darusalam)
11. Drs. I Wayan Tunjung ( BPAD Bali )
12. Lalu Husain, SH ( BPAD Nusa Tenggara Barat )
13. Maher Sevacah Nenoliu, S.Sos ( BPAD Nusa Tenggara Timur)
14. M.Imanudin Kalam, S.Sos ( BPAD Tidore)
15. Muhammad Jarnih, S.Sos ( BPAD KalTim )
16. Akhmad Faisal. SIP ( UNHALU, Sulawesi Tenggara )
17. Samuel Tuhumury, S.Sos ( BPAD Maluku)
18. Dra. Hj. Yuslia K. Utina ( BPAD, Gorontalo )
19. Suparmo, A.ma (BPAD, KalTeng)

Dari sepuluh peserta finalis diambil 6 orang pemenang yang meliputi :

1. Juara 1. Eka Meifrina Suminarsih .SS, MM (BPPT DKI Jakarta)
2. Juara 2. Rosa Gitaria, SIP, M.Si (BPAD SUMSEL)
3. Juara 3. Budi Handari , SH, M.Si ( BPAD Jawa Tengah )
4. Harapan 1 .Murniati, S.Sos, M.Hum (USU, Sumatra Utara)
5. Harapan 2 .Qamarudin, S.Ag, SS, M.Hum ( STAIN Kediri, Jawa Timur )
6. Harapan 3 .Zulfitri, MA ( IAIN Iman Bonjol , Sumatra Barat )

Dari 29 peserta utusan yang berasal dari sekolah hanya ada 2 yaitu Bpk.Abdillah, S.Sos dari SMA N 1 Banjarmasin Kalimantan Selatan yang beliau juga Ketua ATPUSI Kalimantan Timur, dan Bapak Arsidi, A.Md dari SMAN 1 Teladan Yogyakarta. Ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi sekolah yang ternyata pustakawan sekolah bisa berkompetisi dengan pustakawan yang lain dari Perpustakaan Umum, Universitas, Perpustakaan Khusus. Ini merupakan sejarah perkembangan perpustakaan sekolah yang harus terus ditunjukkan kepada publik bahwa pustakawan sekolah tidak boleh lagi dipandang sebelah mata dalam hal kompetensi yang dimilikinya. Terbukti Bpk. Arsidi, A.Md yang hanya lulusan Diploma 3 mampu menyingkirkan peserta yang lain sampai ke babak Final walaupun belum bisa “ BERUNTUNG” menjadi Juara.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Arsidi dikatakan bahwa “ dari 29 peserta lomba mereka adalah Pustakawan yang sudah mempunyai Pangkat dan Golongan ( sudah Pegawai Negeri Sipil/PNS) dan sudah mempunyai masa kerja yang sudah lama minimal yang lain sudah mempunyai masa kerja 10 tahun”. Sedangkan lanjut pak Arsidi, “ saya bekerja baru 7 tahun dan saya juga belum PNS alias masih menjadi Honorer/PTT “. Dan diakui oleh Pak Arsidi bahwa beliua meresa belum banyak yang diperbuatnya di dunia perpustakaan walaupun peran beliau sesungguhnya sudah cukup lumayan untuk di tingkat Provinsi DIY khususnya Perpustakaan sekolah dan Perpustakaan Masjid. Dan lanjut beliau “ ini merupakan pengalaman yang tidak terlupakan dan menjadi motivasi saya untuk berkomitmen di dunia perpustakaan dengan terus meningkatkan kompetensi akademik, dan kompetensi yang lain ”

Sudah seharusnya menjadi kebanggaan dari SMA Negeri 1 Yogyakarta mempunyai seorang Pustakawan ( menurut versi UU No.43 th 2007 ) yang bisa berkompetisi di tingkat Nasional walaupun “ belum beruntung menjadi juara ” karena banyak hal yg menjadi kekurangan beliau, salah satunya adalah status jabatan belum PNS, karena syarat Pustakawan dari Instansi negeri harus PNS karena lomba juga berpedoman kepada Peraturan MENPAN 132/2002 yang mengatakan bahwa Pustakawan adalah seorang PNS yang diberi tugas dan wewenang oleh atasan pada unit perpustakaan tertentu dan memiliki kompetensi perpustakaan.

Dirinya berpesan kepada para pustakawan sekolah untuk bersama-sama berperan dalam perpustakaan sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi yang disebutkan dalam Permendiknas nomer 25 tahun 2008. Sehingga pustakawan sekolah akan bangkit bersaing dengan pustakawan yang lain. Dan terakhir pak Arsidi menyampaikan ucapan, “ Terima kasih kepada BPAD DIY Melalui Yuri Lomba ( Pak Anis, Pak Arif, Pak Heru ) atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk mewakili DIY, dan sudah saya tunjukkan dengan semaksimal mungkin apa yang saya bisa, akan tetapi Allah SWT berkehendak lainuntuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan mungkin ini menjadi pelajaran yang berharga bagi saya untuk terus lebih banyak berperan karena saya menyadari bahwa Pustakawan berprestasi adalah pustakawan yang banyak berperan baik di Instansi sendiri, Masyarakat dan sesama Profesi dan saya masih merasa sedikit yang sudah saya lakukan”.

( admin, ATPUSI DIY )
Sumber berita ; Arsidi, A.Md

Saturday 7 August 2010

Kode Etik Pustakawan


Kode Etik Pustakawan Indonesia
terdiri dari beberapa bab pembahasan sebagai berikut:

MUKADIMAH

Perpustakaan sebagai suatu pranata diciptakan dan diadakan untuk kepentingan masyarakat. Mereka yang berprofesi sebagai pustakawan diharapkan memahami tugas untuk memenuhi standar etika dalam hubungannya dengan perpustakaan sebagai suatu lembaga, pengguna, rekan pustakawan, antar profesi dan masyarakat pada umumnya.

Kode etik ini sebagai panduan perilaku dan kinerja semua anggota ikatan Pustakawan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di bidang kepustakawanan. Setiap anggota Ikatan Pustakawan Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kode etik ini dalam standar yang setinggi-tingginya untuk kepentingan penggunba, profesi, perpustakaan, organisasi profesi dan masyarakat.


BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Kode Etik Pustakawan Indonesia merupakan:
  1. Aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Pustakawan dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pustakawan.
  2. Etika profesi pustakawan yang menjadi landasan moral yang dijunjung tinggi, diamalkan, dan diamankan oleh setiap pustakawan.
  3. Ketentuan yang mengatur pustakawan dalam melaksanakan tugas kepada diri sendiri, seama pustakawan, pengguna, masyarakat dan Negara.
BAB II
TUJUAN

Pasal 2
Kode Etik Profesi Pustakawan Indonesia mempunyai tujuan:
  • Membina dan membentuk karakter pustakawan;
  • Mengawasi tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol social;
  • Mencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antar sesama anggota dan antara anggota dengan masyarakat;
  • Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan mengangkat citra pustakawan.

BAB III
SIKAP DASAR PUSTAKAWAN

Pasal 3
Sikap Pustakawan Indonesia mempunyai tingkah laku yang harus dipedomani:
  • Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya dan kebutuhan pengguna perpustakaan pada khususnya;
  • Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi mungkin dan berkewajiban mengikuti perkembangan;
  • Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi;
  • Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya, berdasarkan pertimbangan professional;
  • Tidak menyalah gunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecuali atas jasa profesi;
  • Bersikap sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik dalam ucapan maupun perbuatan.

HUBUNGAN DENGAN PENGGUNA

Pasal 4
  1. Pustakawan menjunjung tinggi hak perorangan atas informasi. Pustakawan menyediakan akses tak terbatas, adil tanpa memandang ras, agama, status social, ekonomi, politik, gender, kecuali ditentukan oleh peraturan perundang-undangan;
  2. Pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekwensi penggunaan informasi yang diperoleh dari perpustakaan;
  3. Pustakawan berkewajiban melindungi hak privasi pengguna dan kerahasiaan menyangkut informasi yang dicari;
  4. Pustakawan mengakui dan menghormati hak milik intelektual.
HUBUNGAN ANTAR PUSTAKAWAN

Pasal 5
  1. Pustakawan berusaha mencapai keunggulan dalam profesinya dengan cara memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan;
  2. Pustakawan bekerjasama dengan pustakawan lain dalam upaya mengembangkan kompetensi professional pustakawan, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok;
  3. Pustakawan memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesama rekan;
  4. Pustakawan memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap Korps Pustakawan secara wajar;
  5. Pustakawan menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam maupun di luar kedinasan.

HUBUNGAN DENGAN PERPUSTAKAAN

Pasal 6
  1. Pustakawan ikut aktif dalam perumusan kebijakan menyangkut kegiatan jasa kepustakawanan;
  2. Pustakawan bertanggung jawab terhadap pengembangan perpustakaan;
  3. Pustakawan berupaya membantu dan mengembangkan pemahaman serta kerjasama semua jenis perpustakaan.
HUBUNGAN PUSTAKAWAN DENGAN ORGANISASI PROFESI

Pasal 7
  1. Membayar iuran keanggotaan secara disiplin;
  2. Mengikuti kegiatan organisasi sesuai kemampuan dengan penuh tanggung jawab;
  3. Mengutamakan kepentingan oraganisasi di atas kepentingan pribadi’
HUBUNGAN PUSTAKAWAN DENGAN MASYARAKAT

Pasal 8
  1. Pustakawan bekerja sama dengan anggota komunitas dan organisasi yang sesuai berupaya meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan serta komunitas yang dilayaninya;
  2. Pustakawan berupaya memberikan sumbangan dalam pengembangan kebudayaan di masyarakat.


PELANGGARAN

Pasal 9
Pelanggaran terhadap kode etik ini dapat dikenakan sanksi oleh Dewan Kehormatan Pustkawan Indonesia yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat IPI.

PENGAWASAN

Pasal 10
  1. Pengawasan atas pelaksanaan kode etik profesi pustakawan dilakukan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia;
  2. Dewan Kehormatan Pustakawan Indonesia memeriksa dan memberikan pertimbangan sanksi atas pelanggaran kode etik profesi pustakawan;
  3. Keputusan Pengurus Pusat IPI berdasarkan ayat (2) tidak menghilangkan sanksi pidana bagi yang bersangkutan.

KETENTUAN LAIN

Pasal 11
Ketentuan mengenai tata cara memeriksa dan pemberian pertimbangan sanksi pelanggaran Kode Etik Pustakawan diatur lebih lanjut oleh Dewan Kehormatan Pustakawan Indonesia.


BAB IV
PENUTUP

Pasal 12
Kode Etik Pustakawan mengikat semua anggota Ikatan Pustakawan Indonesia dengan tujuan mengendalikan perilaku profesional dalam upaya meningkatkan citra pustakawan.

Thursday 22 July 2010

Rapat Program Kerja Bulan Agustus 2010

 Pemberitahuan Singkat
 RAPAT ATPUSI DIY


Hari/Tgl.       : Kamis, 22 Juli 2010
Tempat         : SMK Negeri 1 Bantul, Hl. Parangtritis KM. 11, Sabdodadi, Bantul.
                      (petunjuk jalan : ada plakat kelurahan di kiri jalan, masuk kurang lebih 500 M).
Peserta         : Pengurus Pusat dan Kabupaten ATPUSI DIY
Agenda        : Program Kerja Bulan Agustus 2010, Pelantikan ATPUSI Kabupaten, Seminar Literasi 
                     Informasi untuk Perpustakaan Sekolah


Salam


Admin

Tuesday 20 July 2010

Lomba Kepenulisan Artikel tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2010 (LPAKI 2010)

Kabar gembira...
Untuk teman-teman pustakawan sekolah yang :
Tidak hobi menulis...
Tidak percaya diri menulis...
Belum menulis...
Sampai sekarang tulisan tersimpan di benak dan pikiran...
Belum berhasil di publikasikan di media manapun...
Mau menulis tapi punya niat lomba menulis...
Mencoba menulis...
Mengembangkan diri untuk menulis...
Atau...
Segudang niat untuk terus menulis...
Apapun niat Saudara/i...
Ini adalah...
Peluang dan kesempatan terbuka luas..


PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA (PNRI)
Mengadakan Lomba Penulisan
"Lomba Kepenulisan Artikel tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2010  (LPAKI 2010)"


Segera daftarkan diri Saudara/i...
Informasi lebih lengkap dan terpercaya silahkan klik disini.

Selamat mendaftar dan berproses
menjadi pustakawan pemikir dan peneliti 
di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi
(prihatin dengan kondisi jurnal ilmiah bidang perpusdokinfo ?...


Salam,

"Anda tidak akan pernah tahu kemampuan Anda jika tidak pernah mau mencoba"
(Admin)

Ketua ATPUSI DIY : Pustakawan Terbaik DIY 2010

Rangkaian proses  setelah tes tertulis untuk pemilihan Pustakawan Berprestasi 2010 Provinsi DIY tanggal 9 Juli 2010, diiringi dengan presentasi dan penilaian final oleh Dewan Juri yang diadakan tanggal 17 Juli 2010. Presentasi Pustakawan Berprestasi 2010 yang diikuti oleh 15 peserta baik yang berasal dari Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Umum, dan Perpustakaan Sekolah di DIY. 

Melewati proses penjurian dari hasil tes tertulis, presentasi, wawancara atau diskusi, dan porto folio dideklarasikan dan ditetapkan 5 Pustakawan Terbaik yaitu :
  1. Berprestasi Terbaik I    : Arsidi, A.Md. (Perpustakaan SMA 1 Yogyakarta)
  2. Berprestasi Terbaik II   : Nur Cahyati Wahyuni, S. Ant. (Perpustakaan Universitas Gadjah Mada)
  3. Berprestasi Terbaik III  : Lilik Kurniawati Uswah, S.E., M.Si. (Perpustakaan Universitas Gadjah                                        Mada)
  4. Harapan I                      : Dwi Surtiawan, S.E., S.Hum. (Perpustakaan Universitas Negeri                                              Yogyakarta)
  5. Harapan II                     : Sri Astuti, SIP ( Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Dari 5 Pustakawan Terbaik mendapat Piala dan Uang Pembinaan dari BPAD DIY. Selanjutnya untuk Pustakawan Terbaik I akan dikirim dan mewakili Provinsi DIY untuk mengikuti kompetisi Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional di Jakarta.

Semoga perwakilan dari Provinsi DIY mendapatkan kesempatan untuk memenangkan kompetisi dan harapannya baik yang memenangkan atau belum diberi kesempatan agar tetap memberikan kontribusi terbaik bagi profesi pustakawan dan masyarakat.

Semoga Pustakawan Indonesia di masa yang akan datang menjadi sangat lebih baik.

Kami selaku Pengurus Harian dan Anggota baik di  Pusat dan Kabupaten ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) mengucapkan selamat dan sukses selalu untuk Saudara Arsidi, A.Md.

Selamat berjuang mewakili Pustakawan Terbaik Provinsi DIY.

 
Semangat Para Pustakawaners Sekolah !!!

Ternyata pustakawan sekolah tidak kalah dengan pustakawan perguruan tinggi...



Salam hangat dari kami


Admin dan Pengurus Harian dan Anggota di Pusat dan Kabupaten ATPUSI DIY.

Wednesday 16 June 2010

Milis ATPUSI DIY

Ramaikan milis ATPUSI DIY yuk !...

Caranya mudah kok
Klik disini ya ^_^  ...

Ada kesulitan join di milis hub.admin ATPUSI DIY ya...
Insya Allah dibantu.
Terima kasih

salam admin.

Thursday 10 June 2010

SUSUNAN PENGURUS ATPUSI DIY

SUSUNAN PENGURUS ASOSIASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH INDONESIA
(ATPUSI)
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERIODE 2010 - 2014




NO JABATAN NAMA INSTANSI
1 KETUA   Arsidi, A.Md SMA Negeri 1 Yogyakarta
2 WAKIL KETUA Muhammad Hamdan, A.Md SD Muh Jokokarayan Yogyakarta
3 SEKRETARIS  Muttaqin, A.Md MTs Negeri  Ngemplak Sleman
4 BENDAHARA Ayun Farida, A.Md SMK Negeri 1 Bantul
5 KOMISI KERJASAMA  M.Hadi Pranoto, A.Md SMA Muh 1 Yogyakarta
6 Anggota Suharti, SIP SLB Negeri 1 Sleman
7 Anggota Miyarsi SD Siraman 3  Wonosari GK
8 Anggota Anna Nurhayati, A.Md SD Muh Sapen Yogyakarta
9 KOMISI PENGEMBANGAN Dwi Karyanto ( koord ) SMK Negeri 5 Yogyakarta
10 Anggota Joko Santoso, A.Md SMA 2 Ngaglik Sleman
11 Anggota Suparadal SMK N 1 Pajangan Bantul
12 Anggota Nida Ary Susanti, S.Pd. SD N 3 Pengasih Kulonprogo
13 Anggota Hadi Nur Setyawan MA Al Hikmah Karangmojo GK
14 KOMISI ORGANISASI Eni Suhartini ( koord ) SMP Negeri  3 Wonosari GK
15 Anggota Wasini SD Negeri Ngrukeman Bantul
16 Anggota Dasijem SMP Negeri 1 Galur Kulonprogo
17 Anggota Subhi Waltono SMP Muh 7 Yogyakarta
18 KOMISI DANA Adhorina Patrianingrum SMK Negeri 1 Pengasih KP
19 anggota Lastinawati, A.Md SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman
20 anggota Rita Susanti,A.Md MAN Yogyakarta III Sleman
21 anggota Alliyah Richa Jaeni, A.Md SD Muh Kauman Yogyakarta







Jakarta,  22 Maret 2010



Ketua Umum PP ATPUSI







TTD











Muhammad Ihsanudin, M.Hum

Wednesday 9 June 2010

PELATIHAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PUSTAKAWAN SEKOLAH

Pengurus Daerah ATPSUI Prov.DIY Dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah khususnya kemampuan dalam bidang Teknologi Informasi sesuai yang diamanatkan oleh PERMENDIKNAS NO.25 Tahun 2008 dan UU No.43 Tahun 2007 akan diselenggarakan Pelatihan Teknologi Informasi bagi Pengurus ATPUSI provinsi dan Pengurus Harian ATPUSI tingkat Kabupaten/Kota.
Adapun materi yang akan disampaikan adalah tentang ” Pembuatan Website dengan blogspot, Pembuatan dan pemanfaatan Email, Tips membuat Presetasi menarik dengan MS.Office Powerpoint ” kegiatan ini dilatar belakangi oleh beberapa hal yaitu yang pertama adalah melihat kemampuan pengurus ATPUSI yang belum semuanya menguasai Teknologi Informasi komputer ( E-Literacy ) sehingga harapanya langkah ini dimulai dari pengurus di tingkat Provinsi yang menjadi barometer bagi anggota ATPUSI yang ada di tingkat Kabupaten, yang kedua adalah sudah menjadi kebutuhan primer bagi seorang tenaga perpustakaan untuk menggunakan dan memanfaatkan sarana teknologi untuk meningkatkan layanan bagi para pemustaka.
Pelaksanaan acara tersebut dilaksanakan di Lab.Komputer Perpustakaan lantai 1 SMA Negeri 1 Yogyakarta pada hari senin, 7 Juni 2010 dari pukul 08.00 s.d 15.30 WIB, Adapun yang menjadi Narasumber acara tersebut adalah 1. Bapak Eko Priyanto,S.Pd.T ( guru TIK SMAN 1 Yogyakarta,2. Bapak Setyo Widodo, S.Kom ( guru KKPI dari SMKN 5 Yogyakarta) dan Srd.Rizki bhaskara Yudhianto,S.Kom (dari SMAN 1 Yogyakarta)
Adapun tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk meningkatkan kemampuan di bidang TI bagi tenaga perpustakaan sekolah, sehingga bisa menjadikan sarana Teknologi Informasi untuk meningkatkan kompetensinya baik sebagai  pengurus maupun sebagai tenaga perpustakaan di instansinya masing-masing.
Acara tersebut dibuka oleh Ibu Kepala Dinas Pendidikian Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY Ibu Prof.DR Suwarsih Madya, P.Hd sekaligus memberikan sambutan dan rencana juga dihadiri pula oleh Kepala Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) Prov. DIY Bpk. Drs. Harmanto, M.Si yang  menyampaikan materi pengantar Teknologi Informasi.
            

Wednesday 26 May 2010

IT ATPUSI DIY

Hari/Tanggal : Senin, 7 Juni 2010
Acara           : Pelatihan IT ATPUSI DIY
Pkl               : 08.00-15.00 wib
Tempat         : SMA 1 Yogyakarta
Target           : Anggota Pengurus ATPUSI Provinsi DIY

Sumber  Referensi :
Suharti

Wednesday 7 April 2010

Seminar Regional Optimalisasi Peran Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar dan Pelantikan Pengurus ATPUSI tingkat Provinsi D.I.Y.

Tanggal : 10 April 2010
Waktu : 08.00 s.d. selesai
Tempat : Ruang Auditorium Ki Hajar Dewantara LPMP D.I.Y.
Jl. BPG Raya, Tirtomartani, Kalasan, Sleman
Telp. (0274) 496921, Fax. (0274) 497002

Salam Admin.

Tuesday 30 March 2010

Baca Informasi Teknologi Saat Ini Yuk !

Klik informasi bacaan pada link di bawah ini :

1. Seagate perkenalkan Freeagent  Theater Plus
http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/03/22/brk,20100322-234461,id.html
2. Usaid luncurkan perpustakaan digital untuk guru
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/89267/Usaid-Luncurkan-Perpustakaan-Digital-untuk-Guru
3.  iPad dibanjiri 30 ribu buku gratis
http://www.detikinet.com/read/2010/03/29/163033/1327957/317/ipad-dibanjiri-30-ribu-buku-gratis
4. Sasar Pelajar, Netbook Murah diluncurkan
Sasar pelajar, Netbook murah diluncurkan
5. Apakah Facebook lebih populer dari Google ?
Apakah Facebook lebih populer dari Google ?
6. Lintasarta siap jangkau 1500 Kecamatan
Lintasarta siap jangkau 1500 Kecamatan
7. Adu Peramban : Safari pegang kendali
Adu peramban : Safari pegang kendali
8. Pakai Browser apa ya ?
Pakai Browser apa ya ?
9. Apakah saya kecanduan Internet ?
Apakah saya kecanduan Internet ?
10. Lindungi Anak Anda dari penjahat Cyber
Lindungi anak Anda dari penjahat Cyber
11.Lintasarta siap cerdaskan 1.500 Kecamatan
Lintasarta siap cerdaskan 1.500 Kecamatan
12. Konsep Dapur masa depan gabungkan Komputer dan Kompor
Konsep Dapur masa depan gabungkan Komputer dan Kompor
13. Software khusus mampu mata-matai Facebook Karyawan
Software khusus mampu mata-matai Facebook karyawan

Sumber :
http://www.detikinet.com/
http://www.chip.co.id/
http://www.infokomputer.com/
http://news.google.co.id/

Salam semangat membaca...

Admin.

JUKNIS PEMBENTUKKAN DAN BLOCK GRANT ATPUSI PROVINSI

Untuk melihat JukNis (Petunjuk Teknis) dan Block Grant ATPUSI masing-masing propinsi.
Silahkan kunjungi link di bawah ini dan download filenya :

JukNis dan Block Grant ATPUSI Provinsi

Salam admin,


ATPUSI DIY

Saturday 27 February 2010

Rapat Pengurus di SMKN 5 Yogyakarta

Tgl 27 Februari 2010
Jl. Kenari Timoho
Agenda : menyusun time Schedule Program Kerja

Monday 22 February 2010

Pedoman Perpustakaan dari Perpustakaan Nasional R.I

Silahkan arahkan kursor dan klik pada teks dibawah ini :

http://www.pnri.go.id/Pedoman.aspx?View={DA631C4A-6EF0-4B44-8A1A-BF1FB5A812F4}&FolderCTID=0x012001

Semoga bermanfaat.

salam admin.

Saturday 6 February 2010

Pustakawan Indonesia Harus Tahu Banyak Hal

Kamis, 4 Februari 2010 | 22:07 WIB



Dari kiri ke kanan: Lucya Dhamayanti, Meutia Hatta, Utami (Dosen Kepustakaan UI), dan Diljit Singh.
Dok UPH

Abad 21 ini abad dimana setiap saat muncul informasi baru, sehingga setiap orang perlu melek informasi. Meskipun fasilitas yang digunakan tidak canggih, masyarakat tetap dapat memiliki kemampuan untuk dapat memanfaatkan dan menikmati informasi.
TANGERANG, KOMPAS.com - The Johannes Oentoro Library UPH, menggelar seminar “Information Literacy (IL) Training for Trainers”, yang diikuti 50 pustakawan dari universitas dan sekolah di Tangerang, Jakarta serta beberapa daerah di Indonesia.
Seminar tiga hari, ini menghadirkan pembicara Diljit Singh, University of Malaya, Lucya Dhamayanti, mewakili Gerakan Pemasyarakatan Minat- Perpustakaan Nasional, dan beberapa pustakawan dari berbagai perpustakaan beberapa perguruan tinggi diantaranya Universitas Atmajaya, UI, UPH dan British International School.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Dr. Meutia Hatta dalam sambutannya menegaskan pentingnya memiliki kemampuan dalam literasi informasi. "Saya melihat bahwa literasi di bidang informasi ini harus dikembangkan karena selalu ada hal baru dan orang tidak boleh ketinggalan, tapi masa lalu itu bagian dari masa sekarang. Kemajuan kita sekarang ini tidak boleh menghilangkan hal-hal yang lama," jelas Meutia menanggapi pentingnya menyimpan dan merawat buku-buku lama, yang mungkin saat ini sudah sedikit digunakan.

Dalam seminar yang dilangsungkan di Perpustakaan UPH (The Johanes Oentoro Library) lantai tiga ini, Meutia juga menambahkan bahwa kalangan akademisi, baik yang di tingkat dasar maupun universitas, harus memiliki kesadaran akan informasi yang masuk, sehingga mereka akan terus mengetahui informasi yang baru. Namun, pengetahuan terhadap informasi-informasi itu tidak lepas dari bantuan pustakawan. "Pustakawan harus mengetahui hal-hal lama maupun baru dalam berbagai bidang, meskipun pustakawan memiliki interestnya sendiri," kata Meutia.

Pentingnya seminar mengenai literasi informasi ini, menurut Meutia, dapat membantu pustakawan di daerah lain, bukan hanya Jakarta, dalam mengatur, menyusun, merawat, dan memanfaatkan informasi. Selain itu, penting juga bagi pustakawan khususnya dan akademisi pada umumnya, untuk mendorong minat masyarakat Indonesia dalam membaca, maupun memanfaatkan internet untuk menambah informasi.

Indonesia Mulai Melek Informasi

Menurut Diljit Singh, literasi informasi semakin penting bagi masyarakat, baik dari negara maju maupun negara berkembang, bahkan Afrika. Abad 21 ini merupakan abad dimana setiap saat muncul informasi baru, sehingga anak-anak dan dewasa perlu melek informasi. Meskipun fasilitas yang digunakan tidak canggih, masyarakat tetap dapat memiliki kemampuan untuk dapat memanfaatkan dan menikmati informasi.
Diljit Singh berpendapat bahwa Indonesia mulai memiliki kesadaran akan informasi baru. “Saya rasa dari yang saya tahu, Indonesia sudah melakukan langkah yang baik. Masyarakat Indonesia sudah menciptakan kesadaran akan informasi, melalui lembaga-lembaga seperti Perpustakaan Nasional RI, universitas seperti UPH, bahkan perpustakaan sekolah. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita mengajarkan kesadaran informasi itu kepada orang lain,” jelas Singh.

Di lain pihak, Lucya Dhamayanti berpendapat bahwa penting bagi pengajar maupun pustakawan untuk bisa mengembangkan kemampuan literasi informasinya. Selain itu, fasilitas buku-buku dalam perpustakaan juga mendukung berkembangnya kemampuan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan informasi literasi bagi dirinya maupun orang lain. Tugas universitas-universitas yang memiliki fasilitas perpustakaan yang lengkap untuk bisa mengajarkan kemampuan literasi informasi kepada lapisan masyarakat yang lain.
“Seperti UPH, UI, dan universitas-universitas bagus lainnya untuk membina yang di bawahnya. Karena pemerintah itu kan tak punya kekuatan demikian besar untuk mensejajarkan semua bagian,” jelas Lucya.

Pengembangan kemampuan literasi informasi ini harus bersamaan antara sumber daya manusia dan fasilitas. Bagi Perpustakaan Nasional RI sendiri, adanya perpustakaan keliling dan perpustakaan desa, diharapkan dapat membantu berkembangnya kemampuan warga disekitar perpustakaan itu.
Selain itu, Perpustakaan Nasional juga mengadakan training serupa untuk membina pustakawan-pustakawan di daerah, yang bisa membagikan kemampuannya kepada orang lain. Sehingga semakin banyak orang-orang yang memiliki kemampuan dalam literasi informasi.

Diadakannya seminar ini dilatarbelakangi oleh melimpahnya informasi sebagai dampak globalisasi, yang harus dimanfaatkan secara efisien dan efektif oleh masyarakat, khususnya kalangan akademisi. Berangkat dari kondisi tersebut UPH menggelar seminar yang bertujuan untuk memperlengkapi teacher librarian atau trainer dengan berbagai pengetahuan dan keahlian dasar untuk menjalankan peran dan tugasnya dalam memanfaatkan informasi.

Friday 22 January 2010

Hebat! Rp 56 Miliar untuk Perpustakaan Sekolah

Jumat, 15 Januari 2010 | 13:06 WIB


SLEMAN, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, mengucurkan dana Rp 56 miliar pada tahun ini untuk membangun perpustakaan di tingkat SD dan SMP. Jumlah perpustakaan, khususnya di tingkat SD, masih sangat minim dan tidak memenuhi standar pelayanan minimal sekolah.
"Dana itu diperoleh dari kucuran Dana Alokasi Khusus pemerintah pusat. Saat ini kami telah menerima proposal dari sekolah-sekolah dan tengah memverifikasinya," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Sleman Suyamsih, ketika ditemui, Jumat (15/1/2010).
Perpustakaan menjadi sasaran pembiayaan DAK itu karena baru 22 SD dari 500 SD di Sleman yang memiliki ruang perpustakaan yang layak dan sesuai standar. Adapun untuk SMP, selain diperuntukkan bagi pembangunan perpustakaan, juga dibolehkan untuk merehabilitasi gedung sekolah, laboratorium, dan alat-alat penunjangnya.
Saat ini, telah masuk proposal dari 130 SD dan 75 SMP untuk proyek tersebut. Setiap sekolah nantinya akan memeroleh dana berkisar Rp 180 juta-Rp 280 juta. "Realisasi dana kepada sekolah yang telah diverifikasi masih harus menunggu pedoman pelaksanaan dari pemerintah pusat. Kami harap paling lambat awal Februari ini sudah bisa turun," kata Suyamsih.
Laporan wartawan KOMPAS Mohamad Final Daeng

Sekolah Wajib Punya Kepala Perpustakaan Sendiri

Senin, 18 Januari 2010 | 10:38 WIB

M.LATIEF/KOMPAS IMAGES

Ilustrasi: Sesuai Peratuan Pemerintah No 38 Tahun 2007, perpustakaan menjadi salah satu urusan wajib antara Pemerintah Provinsi Pemprov dan Pemerintah Kabupaten/kota Pemkab.
JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan isi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 25 Tahun 2008, diharapkan lima tahun setelah permendiknas itu diterbitkan, setiap sekolah harus sudah memiliki seorang kepala perpustakaan sekolah.
Permendiknas No 25/2008 mengatur standar tenaga perpustakaan. Berdasarkan Pasal 2 peraturan itu, penyelenggara sekolah/madrasah wajib menerapkan standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah seperti yang diatur dalam peraturan menteri tersebut selambat-lambatnya lima tahun setelah peraturan itu ditetapkan.
"Setiap sekolah harus sudah ada kepala perpustakaan, itu salah satu syaratnya. Pustakawan pun sebetulnya sudah bisa diangkat untuk posisi itu, tetapi bagi yang belum, harus ikut pendidikan dan pelatihan dulu," ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Drs H Supriyanto MSi, Senin (18/1/2010) di Jakarta.
Selain itu, kata Supriyanto, saat ini pihaknya dan Kementerian Pendidikan Nasional sedang membicarakan pembagian urusan pemerintahan terkait perpustakaan. Bahwa sesuai dengan Peratuan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, lanjutnya, perpustakaan menjadi salah satu urusan wajib antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
"Dengan demikian, ada pendelegasian tugas dari pusat ke daerah, seperti mengenai tenaga perpustakaan, pendidikan, serta pelatihan-pelatihan," ujarnya.
Supriyanto berharap, dengan tindak lanjut dari PP No 38/2007, diharapkan daerah juga ikut serta mengembangkan perpustakaan di daerahnya masing-masing. Saat ini, katanya, dari 500 pemerintah kabupaten yang ada, 75 persen di antaranya sudah mendirikan perpustakaan daerah sendiri.
"Kami harapkan ini bisa menjadi embrio untuk pembentukan perpustakaan di daerah-daerah lain," ujar Supriyanto.

ATPUSI YOGYAKARTA TERBENTUK

Pada hari Sabtu, 16 Januari 2010 Pengurus Daerah ATPUSI tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota terbentuk. Pengukuhan pengurus dilakukan oleh Ketua Umum PP ATPUSI, Muhamad Ihsanudin, M.Hum, melalui acara "SEMINAR DAN KONVENSI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH SE-PROPINSI D.I. YOGYAKARTA".

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi DIY yang disampaikan oleh sekretarisnya. Dihadiri oleh Kepala Badan Perpustakaan Daerah DIY dan Kepala Kanwil Departemen Agama DIY.

Sebagai pembicara kunci dalam seminar ini adalah Dr. Abi Sujak, Kepala Program Direktorat Jenderal PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional.

Acara seminar dan konvensi ini dihadiri oleh 185 tenaga perpustakaan sekolah/madrasah se-propinsi DIY dari tingkat SD, SMP, dan SMA/sederajat.

Acara berlangsung dengan sukses dan lancar. Terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Daerah ATPUSI Propinsi Yogyakarta adalah Arsidi, A.Md Pustakawan SMA N 1 DIY.
(dikutip dari web blog ATPUSI Pusat, http://atpusi2009.blogspot.com)

Perpustakaan Sekolah Masih Memprihatinkan

YOGYA Jumlah tenaga perpustakaan sekolah di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Hal tersebut juga sejalan dengan jumlah dan kondisi dari perpustakaan itu sendiri. Dimana hingga saat ini Indonesia masih belum menjadikan perpustakaan sebagai prioritas dalam pembelajaran.

Tim Pengembang Perpustakaan Sekolah Peningkatan Mutu Pendidik danTenaga Kependidikan (PMPTK), Wasis D. Wiyogo mengungkapkan, saat ini pemerintah memang belum memiliki program yang fokus untuk mengembangkan perpustakaan terutama dari segi tenaga perpustakaannya. Ini terlihat dari perbandingan tenaga yang dimiliki dan jumlah perpustakaan serta jumlah sekolah yang ada di Indonesia.

"Tidak bisa dibayangkan, dari 250 ribu sekolah yang ada di Indonesia, yang memiliki perpustakaan hanya 23 ribu saja. Sementara untuk tenaga pustakawan fungsional yang tersedia saat ini hanya 221 orang saja. Bisa dilihat jelas betapa kesenjangan begitu terjadi dari sisi jumlah tenaga pustakawan yang sangat kecil," ujarnya di sela seminar dan konvensi asosiasi tenaga perpustakaan sekolah di aula Disdikpora DIY, Sabtu (16/1).

Menurutnya, dengan kecilnya jumlah tenaga perpustakaan yang ada labih disebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah. Baik dari segi dana untuk mengembangkan perpustakaan di sekolah-sekolah maupun kesejahteraan pegawainya.

"Fenomena yang terjadi sekarang, tenaga yang mengisi perpustakaan biasanya adalah guru yang prestasi mengajarnya buruk dan dibuang untuk mengurus perpustakaan. Dari segi kesejahteraan gajinya saja sangat jauh dari gaji guru yang mendapatkan sertifikasi. Jika keadaannya demikian, maka sangat kecil kemungkinan untuk memajukan perpustakaan sekolah," katanya.

Ia mengaku sangat pesimis untuk dapat mengembangkan tenaga pustakawan yang dapat memenuhi target untuk semua sekolah di Indonesia. Sebab kesenjangan yang ada sudah terlampau jauh dan sangat sulit untuk mengejarnya. Namun demikian, berbagai upaya tetap dilakukan untuk melakukan hal tersebut.

"Memang sangat sulit untuk mengisi kekosongan tenaga pustakawan yang jumlahnya ratusan ribu. Tetapi kini kami tengah mensosialisasikan Permendiknas nomor 25 tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah. Diharapkan dari sini dapat mendorong percepatan peningkatan tenaga pustakawan agar menjadi prioritas di tiap sekolah," tuturnya.

Sementara itu, Kabid Pengembangan Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Perpustakaan Nasional RI, Lucya Dhamayanti menambahkan, selain jumlah perpustakaan dan tenaga yang kurang, saat ini keberadaan perpustakaan juga belum mampu memenuhi standar minimal kompetensi.

"Sekolah banyak yang tidak punya perpustakaan, kalaupun ada, yang memenuhi standar hanya sekitar 20 persen saja. Itulah yang akhirnya berimbas pada minimnya pustakawan. Ada baiknya, keberadaan perpustakaan itu juga dijadikan salah satu syarat dari akreditasi suatu sekolah agar setiap sekolah bisa memenuhi akan kebutuhan perpustakaan tersebut," imbuhnya. (Dikutip dari KRjogja.com) Sabtu, 16 Januari 2010 12:20:00